Disaat jaman yang serba canggih seperti saat ini Banyak orang yang ingin sukses dalam hal apa saja termaksud sukses dalam hal berbisnis baik itu bisnis online maupun offline, tetapi tidak sedikit juga justru mereka mengalami depresi - stress - akhirnya menjadi gila. Akhir-akhir ini sejak internet banyak di kenal oleh banyak kalangan trend berbisnis secara online mulai di minati oleh banyak orang, baik berbisnis punya sendiri atau sekedar berbisnis dengan cara menjual barang orang lain atau yang biasa di kenal dengan Affiliate. Memang banyak orang yang merasa bahwa hidup mereka di bawah bayang-bayang kegagalan. Mereka takut akan masa depan, mereka merasakan bahwa hidup adalah kehampaan, namun ini semua adalah akibat dari pesimisnya diri terhadap kemampuan kita kemudian di tambah lagi sugesti diri yang tidak menudkung sekali untuk bisa sukses, kita masih ingat mungkin cerita jaman dulu seorang ibu yang mengutuk anaknya menjadi batu dan ternyata benar2 menjadi batu, ini adalah pertanda bahwa pikiran, perkataan itu merupakan sugesti atau doa.
Gaya Hidup atau di sebut dengan lifestyle antara setiap orang berbeda-beda oleh karena itu memang kita mempunyai cara sendiri-sendiri dalam mencari jalan keluar agar bisa menjadi orang sukses atau merubah gaya hidup yang dari biasa menjadi diatas rata-rata. kalau akhir-akhir ini mencoba memberikan gebrakan lewat lifestyle di jaman digital seperti internet maka kenapa kita tidak mencoba untuk mengarahkan gaya hidup kita menjadi seorang bisnismen online yang sukses.
Melihat
perkembangan yang begitu pesat dari facebook. Terdapat beberapa dampak
negatif (tidak sehat) yang melanda facebookmania dan jejaring sosial
sekitarnya. Menurut saya dampak negatif ( tidak sehat ) dari facebook tersebut
sebagai berikut :
- Banyak waktu yang terbuang sia-sia dan tidak bermanfaat.
- Penurunan produktifitas dalam bekerja ( yang jadi prioritas adalah facebook dulu ).
- Berkurangnya silaturahmi di dunia nyata.
- Dapat memicu pergaulan bebas yang tanpa batas. Terbuka peluang selingkuh heheheh……..
- Menjadi faktor resiko penyakit degeneratif, seperti jantung, kanker, stroke. Karena kurang geraknya anggota tubuh.
- Beresiko terjadinya beberapa penyakit fisik karena terlalu lama duduk dan memegang mouse. Seperti sakit punggung, nyeri sendi.
- Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. (www.sobatsehat.com)
Pada jaman sekarang ini mengkonsumsi makanan bukan lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan, namun lebih dijadikan gaya hidup. Bila dibandingkan dengan masa beberapa dekade yang lalu, bersantap sehari-hari cenderung dilakukan di rumah dimana makanan yang disajikan hasil masak sendiri.
Makan dilakukan di jam-jam makan bebarengan dengan seluruh anggota keluarga. Pada masa kini, dengan kesibukan luar biasa masing-masing para anggota keluarga, acara makan kerap dilakukan sendiri sendiri dan jarang dilakukan di rumah.
Kebiasaan pergi ke restoran atau ke tempat jajanan-jajanan yang tersebar dimana-mana mulai semarak. Bila dulu makan malam di rumah adalah ajang untuk berkumpul keluarga, saat ini kebiasaan tersebut mulai berubah dimana para anggota keluarga berkumpul di restoran tertentu selama jangka waktu tertentu misal seminggu sekali atau sebulan sekali.
kebudayaan
sekarang sudah tidak mencerminkan tata krama bangsa indonesia. gaya hidup
bebaslah yang sekarang diagung-agungkan.
kadang saya merasa bigung dengan jaman modern ini, apa sudah benar-benar tak terpakai kesopanan yang dlu dianangkan oleh bangsa ini.
saya sendiri memang belum benar, tetapi setidaknya saya sadar dengan perkembangan yang menakutkan ini.
minum-minuman keras menjadi hal lazim, sexs bebas, narkoba, kehidupan malam dan hal-hal yang bebas lainnya.
saya hanya ingin mengingatkan kemajuan bangsa ini tergangtung degan apa yang kita lakuakan sekarang. jadi saya harap semua sadra untuk kebaikan bangsa kita juga. jaga dan cintailah kebudayaan kita sendiri. saya tidak bermaksud menyinggug siapapun, hanya mencob mengingatkan.
kadang saya merasa bigung dengan jaman modern ini, apa sudah benar-benar tak terpakai kesopanan yang dlu dianangkan oleh bangsa ini.
saya sendiri memang belum benar, tetapi setidaknya saya sadar dengan perkembangan yang menakutkan ini.
minum-minuman keras menjadi hal lazim, sexs bebas, narkoba, kehidupan malam dan hal-hal yang bebas lainnya.
saya hanya ingin mengingatkan kemajuan bangsa ini tergangtung degan apa yang kita lakuakan sekarang. jadi saya harap semua sadra untuk kebaikan bangsa kita juga. jaga dan cintailah kebudayaan kita sendiri. saya tidak bermaksud menyinggug siapapun, hanya mencob mengingatkan.
Memelihara
dan meningkatkan gaya hidup positif :
- Makan
dengan menu seimbang.
- Kegiatan
fisik secara teratur dan cukup. Kegiatan fisik di sini tidak harus olah raga.
Bagi seseorang yang pekerjaannya memang sudah memenuhi gerakan-gerakan fisik
secara rutin dan teratur
- Tidak
merokok dan minuman minuman keras serta menggunakan narkoba. Merokok adalah
kebiasaan yang tidak sehat, namun di Indonesia jumlah perokok cenderung
meningkat.
- Istirahat
yang cukup. Istirahat cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan
fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental.
- Pengendalian
atau manajemen stres. Stres adalah bagian dari kehidupan setiap orang, tanpa
pandang bulu. Semua orang
- Perilaku
atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan. Inti dari perilaku ini
adalah tindakan atau perilaku seseorang, agar dapat terhindar dari berbagai
macam penyakit dan masalah kesehatan, termasuk perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
Remaja perempuan di kota-kota besar atau biasa disebut dengan remaja perempuan metropolitan selalu punya cara untuk tampil beda, meski tidak selalu orisinil karena banyak mengadopsi gaya selebritis idolanya masing-masing yang mereka lihat di majalah dan televisi, dengan demikian remaja perempuan metropolitan selalu berusaha untuk memperbaharui penampilannya sesuai dengan trend yang sedang berlaku. Yang disebut penampilan bukan saja apa yang melekat di tubuh semata, melainkan juga bagaimana keseluruhan potensi dalam diri memungkinkan mereka untuk menampilkan citra diri. Dan pesan verbal dan non verbal yang disampaikan media massa dianggap sebagai salah satu hal penting yang akan memberikan ciri khusus pada remaja perempuan metropolitan. Cara berpakaian dan pilihan warna dalam berbusana ataupun dalam hal apa saja yang berkaitan dengan identitaasnya sebagai remaja adalah salah satu dari usaha remaja perempuan metropolitan untuk membentuk citra tertentu melalui penampilannya.
Sebagaimana
dikatakan sebelumnya bahwa banyak pelajar dengan gaya hidup hedonisme yang
mereka sadur lewat budaya hedo dari barat, terinspirasi oleh model-model atlit
dan artis yang info perkembangannya selalu mereka update tiap saat. Kemudian
gaya hidup hedo (hedonisme) juga diperkaya oleh suguhan majalah pop remaja dan
belasan stasiun televisi swasta yang bernuansa sekuler dengan gaya hidup figur
yang penuh glamour dan kepalsuan. Namun ada bedanya, yaitu tokoh tokoh yang bergaya
hidup hedonisme dari dunia Barat dan dari Indonesia sendiri, mereka memperoleh
gaya hidup hedonisme lewat kerja keras. Sementara remaja dan juga mahasiswa
(juga banyak terjebak dalam gaya hedonisme) menjadi hedonism dengan cara
bermimpi, kadang-kadang tampil keren karena memakai baju dan celana pinjam atau
hidup dengan gaya hedonisme lewat menggunakan fasilitas orang tua, inilah yang
dikatakan sebagai hedonisme picisan.
Memilih gaya
hidup hedonime, terus terang tidak akan pernah memberikan kepuasan dan
kebahagiaan. Ibarat minum air garam, makin diminum makin haus. Bagi yang belum
terlanjur menjadi pengidola hedonisme maka segeralah balik kiri, berubah
seratus delapan puluh derajat. Bahwa kebahagian hidup ada pada hati yang
bening, saatnya bagi kita kembali untuk menyuburkan akar-akar spiritual-
kembali ke jalan Ilahi, tumbuhkan jiwa peduli pada sesama- buang jauh jauh
karakter selfish (mementingkan diri sendiri), dan miliki multi kekuatan – kuat
otak, kuat otot, kuat kemampuan berkomunikasi, kuat beribadah, dan kuat mencari
rezki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar