A.
Judul
Mempelajari jaringan pada hewan dan
tumbuhan
B.
Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan
C.
Dasar Teori
Jaringan adalah
kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan
hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada
tumbuhan . Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama
lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi
jaringan. Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda
atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen
(Kimball, 1992:276).
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong –
golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut.
Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih
bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam – macam
jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain
jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini
mempunyai bentuk yang bermacam – macam sesuai letak dan fungsinya.
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan
dibedakaqn menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu acam sel (misalnya
jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas
lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelinding dan pengangkut).
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat
digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut,
jaringan penguat dan jaringan sekretori. Jaringan – jaringan tersebut bersama
jaringan yang lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetative pada
tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi
sebagai tempat fotosintesis. Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas
jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun. Jaringan ini berfungsi
sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel –
sel lain yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Jaringan daun terdiri
atas jaringan klorenkim dan jaringan bekas pengangkut. Jaringan klorenkim
mempunyai dua bentuk yaitu yang berbentuk panjang – panjang dan tersusun rapat
disebut jaringan palisade atau jaringan pagar. Sedangkan yang bentuknya tidak
beraturan, tersusun kurang rapat dan mempunyai banyak ruang antar sel disebut
sebagai jaringan spons atau jaringan bunga karang.
Batang yang merupakan sumbu utama tumbuhan secara
anatomi terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar,
disusul oleh jaringan korteks pada bagian lebih dalam dan jaringan berkas poengankut.
Selain itu, terdapat jaringan penguat yang letakna bervariasi menurut jenis
tumbuhannya.
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai
pengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Secara anatomi, penampang
melintang akar pada dikotil terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan
jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. Karena
fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari lingkungan ke sel – sel
tumbuhan, maka epidermis sebagai jaringan terluar di beberapa tempat mengalami
modifikasi menjadi bulu – bulu akar
(Tim Dosen Pembina.2012:7).
Untuk melakukan proses-proses hidup
pada tumbuhan terdapat bermacam macam sel yang masing masing mempunyai fungsi
tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut;
1.
Sel Parenkim
Sel parenkim berdinding tipis,
membentuk jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentuk kortex dan
empulur pada batang serta kortex pada akar.
2.
Sel Kolenkim
Sel kolenkim serupa dengan sel
parenkim tetapi berdinding tebal terutama pada sudut sudutnya. Membentuk
jaringan kolenkim , terutama pada daerah kortex.
3.
Sel Epidermis
Sel epidermis berdinding tebal (
penebalan primer ). Membentuk jaringan epidermis yang merupakan jaringan
pelindung. Pada beberapa sel, epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata,
rambut dan kelenjar.
4.
Sel Sklerenkim
Sel skelerenkim mengalami penebalan
skunder. Membentuk jaringgan sklerenkim dan menurut bentuknya sklerenkim dapat
dibedakan menjadi dua yaitu
a.
Sklereid ( sel berukuran pendek, bercabang atau tidak
bercabang )
b.
Serat ( sel berukuran panjang dan berujung runcing )
5.
Trakeid
Selnya berujung meruncing dan ada
penebalan dinding. Merupakan bagian dari xilem ( ikatan pembuluh ) pada
tumbuhan kayu.
6.
Trakea
Selnya berpenebalan dinding dan
berderet memanjang sejajar sumbu tubuh. Dinding ujung masing masing sel
berlubang sehingga merupakan suatu saluran.
7.
Pembuluh Tapis
Terdiri atas suatu deretan memanjang
dari sel sel yang memiliki dinding ujung yang berpori halus.
Trakeid dan trakea merupakan bagian dari xilem ( kayu
). Sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem ( kulit kayu ). Xilem
dan floem membentuk ikatan pembuluh.
(Ratnaningsih dkk.1999:19).
Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri
sendiri-sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ.
Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1.
Akar (radiks)
Akar berkembang dari meristem
apikal di ujung akar yang ditutupi tudung akar (kaliptra) di mana pada dinding
sel sebelah luarnya berlendir untuk memudahkan menembus tanah.
Fungsi akar :
1.
Menyerap air dan zat makanan
2.
Memperkokoh berdirinya batang
3.
Menyimpan cadangan makanan
4.
Alat perkembangbiakan vegetative
5.
bernafas
(akar nafas)
Sistem perakaran :
1.
Akar serabut, pada monokotil
2.
Akar tunggang, pada dikotil
Struktur akar :
a.
Struktur luar :
1.
Rambut akar, merupakan perluasan sel
epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penye-rapan mineral dan air.
2.
Tudung akar (kaliptra), melindungi
sel-sel meristem di ujung akar
b.
Struktur dalam :
1.
Epidermis, sel berdinding tipis, tersusun rapat, tetapi mudah dilalui air. Sebagian
selnya mengalami modifikasi menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang
penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi kutikula.
2.
Korteks, letaknya disebelah dalam
epidermis, tersusun atas beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang
antar sel yang penting untuk pertukaran udara.
3.
Endodermis, merupakan lapisan pemisah
antara kortek dengan stele. Dinding selnya mengalami penebalan gabus (suberin)
yang membentuk rangkaian pita yang disebut pita kaspari.
4.
Stele (silinder pusat), merupakan
bagian terdalam dari akar yang terdiri atas jaringan ; Perisikel/ perikambium, berkas
pengangkut (vaskuler) dan jaringan
parenkim.
2. Batang
(caulis)
Fungsi :
1.
Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh bagian tubuh.
2.
Alat perkembangbiakan vegetatif
3.
Alat penyimpan bahan makanan cadangan
4.
Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
a.
Batang dikotil, tersusun atas jaringan :
1.
Epidermis
2.
Korteks (kulit pertama)
3.
Stele (silinder pusat), terdapat :
a.
Perisikel/ perikambium
b.
Perkas pengangkutan
c.
Empulur
b.
Batang monokotil, tersusun atas jaringan :
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Stele
Batas antara korteks
dengan stele tidak jelas. Setiap berkas pengangkut dilindungi oleh sarung
skleremkim.
3. Daun (folium)
Daun sesungguhnya adalah
cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi
daun merupakan tempat penting untuk fotosintesis.
Fungsi :
a.
Sebagai tempat fotosintesi
b.
Sebagai alat penguapan (evaporasi)
c.
Sebagai tempat menyimpan bahan makanan
d.
Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif
Organ daun tersusun atas
jaringan epidermis, parenkim dan berkas pengangkut.
a.
Epidermis
1.
Berfungsi melindungi jaringan di bawahnya
2.
Terdapat lapisan kutikula (lilin)
3.
Sebagian mengalami modifikasi menjadi sel
penutup pada stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air
4.
Tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel
penutup
b.
Parenkim.
Terdapat 2 macam parenkim,
yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (bunga karang) yang
keduanya membentuk daging daun (mesofil).
Jaringan palisade berbentuk
tiang, tersusun rapat dan biasanya terdapat pada bagian atas daun. Daun
yang memiliki dua lapis jaringan palisade pada kedua permukaan disebut daun
isobilateral.
Jaringan bunga karang tersusun
atas sel-sel yang tidak teratur dan terdapat rongga udara antar sel. Rongga
tersebut berfungsi untuk pertukaran gas. Banyak mengandung klorofil dan
merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis
c. Berkas pengangkut.
1.
Terdiri atas xylem dan floem
2.
Terdapat pada tulang-tulang daun yang merupakan
lanjutan dari ranting atau batang
3.
Berkas pengangkut akan berakhir pada celah kecil
pada ujung atau tepi daun disebut hidatoda
(Anonim. 2010).
Masing-masing organ muda pada tumbuhan monokotil dan
dikotil, yaitu daun, batang dan akar, memiliki tiga system jaringan, yaitu jaringan
dermal, System jaringan pembuluh, dan system jaringan dasar. Masing-masing
jaringan tersebut sambung-menyambung diseluruh tubuh tumbuhan
(Campbell. 2003:170).
Jaringan adalah kumpulan sel –sel yang mempunyai sifat
dan fungsi yang serupa. Jaringan pada tubuh hewan mempunyai sifat – sifat
absorsi dan sekresi (jaringan epitel), kepekaan dan pengendali (jaringan
saraf), gerakan (jaringan otot), bersifat cair (darah), penunjang dan pengisi
tubuh (jaringan ikat) dan lain – lain. Pada umumnya jaringan terdapat tiga
komponen dasar yang menyusunnya, yakni sel, subtansi intraseluler, dan cairan.
Komponen – komponen jaringan tersebut yakni sebagai berikut :
a.
Sel
Merupakan
komponen yang bersifat hidup dalam jaringan dan merupakan unit structural dan fungsional
yang terkecil dari makhluk hidup.
b.
Substansi
Interaseluler
Bersifat
tidak hidup dan sebagai hasil produksi sel.
c.
Cairan
Merupakan
komponen yang menonjol dalam plasma darah, cairan jaringan, dan sebagainya.
Jaringan
utama penyusun hewan dan manusia ada empat macam, yaitu : jaringan epitel,
jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf (Joko Waluyo, 2006:34).
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan
pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel
menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan
kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan
rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan
dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan
mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir
pencernaan makanan daripadanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi
dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru
(Kimball. 1992:245).
Jaringan ikat sering disebut
jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak
berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada
ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen
interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak
teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis
sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan
berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar,
yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994:125)
Sel otot disebut juga serat-serat
otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan
protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot
adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur
dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas
protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot
rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya
sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.
Jaringan otot, jaringan ini
sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran
panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun
dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai
daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau
sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot
polos, otot jantung.
Jaringan saraf terdiri atas
sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran
sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun
oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak
menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya
mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron
mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson
( Lim. 1998:132 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar