Laman

Selasa, 18 November 2014

LAPORAN BIOLOGI MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN


A.    Judul
Mempelajari jaringan pada hewan dan tumbuhan
B.     Tujuan
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan
C.    Dasar Teori
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan . Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen 
(Kimball, 1992:276).
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong – golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam – macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam – macam sesuai letak dan fungsinya.
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakaqn menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu acam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelinding dan pengangkut).
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori. Jaringan – jaringan tersebut bersama jaringan yang lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetative pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel – sel lain yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Jaringan daun terdiri atas jaringan klorenkim dan jaringan bekas pengangkut. Jaringan klorenkim mempunyai dua bentuk yaitu yang berbentuk panjang – panjang dan tersusun rapat disebut jaringan palisade atau jaringan pagar. Sedangkan yang bentuknya tidak beraturan, tersusun kurang rapat dan mempunyai banyak ruang antar sel disebut sebagai jaringan spons atau jaringan bunga karang.
Batang yang merupakan sumbu utama tumbuhan secara anatomi terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian lebih dalam dan jaringan berkas poengankut. Selain itu, terdapat jaringan penguat yang letakna bervariasi menurut jenis tumbuhannya.
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. Karena fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari lingkungan ke sel – sel tumbuhan, maka epidermis sebagai jaringan terluar di beberapa tempat mengalami modifikasi menjadi bulu – bulu akar
(Tim Dosen Pembina.2012:7).
Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam macam sel yang masing masing mempunyai fungsi tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut;
1.      Sel Parenkim
Sel parenkim berdinding tipis, membentuk jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentuk kortex dan empulur pada batang serta kortex pada akar.



2.      Sel Kolenkim
Sel kolenkim serupa dengan sel parenkim tetapi berdinding tebal terutama pada sudut sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim , terutama pada daerah kortex.
3.      Sel Epidermis
Sel epidermis berdinding tebal ( penebalan primer ). Membentuk jaringan epidermis yang merupakan jaringan pelindung. Pada beberapa sel, epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata, rambut dan kelenjar.
4.      Sel Sklerenkim
Sel skelerenkim mengalami penebalan skunder. Membentuk jaringgan sklerenkim dan menurut bentuknya sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua yaitu
a.       Sklereid ( sel berukuran pendek, bercabang atau tidak bercabang )
b.      Serat ( sel berukuran panjang dan berujung runcing )
5.      Trakeid
Selnya berujung meruncing dan ada penebalan dinding. Merupakan bagian dari xilem ( ikatan pembuluh ) pada tumbuhan kayu.
6.      Trakea
Selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh. Dinding ujung masing masing sel berlubang sehingga merupakan suatu saluran.
7.      Pembuluh Tapis
Terdiri atas suatu deretan memanjang dari sel sel yang memiliki dinding ujung yang berpori halus.
Trakeid dan trakea merupakan bagian dari xilem ( kayu ). Sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem ( kulit kayu ). Xilem dan floem membentuk ikatan pembuluh.
(Ratnaningsih dkk.1999:19).
Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ. Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

1.        Akar (radiks)
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang ditutupi tudung akar (kaliptra) di mana pada dinding sel sebelah luarnya berlendir untuk memudahkan menembus tanah.
Fungsi akar :
1.      Menyerap air dan zat makanan
2.      Memperkokoh berdirinya batang
3.      Menyimpan cadangan makanan
4.      Alat perkembangbiakan vegetative
5.       bernafas (akar nafas)
Sistem perakaran :
1.      Akar serabut, pada monokotil
2.      Akar tunggang, pada dikotil
Struktur akar :
a.       Struktur luar :
1.      Rambut akar, merupakan perluasan sel epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penye-rapan mineral dan air.
2.      Tudung akar (kaliptra), melindungi sel-sel meristem di ujung akar 
b.      Struktur dalam :
1.      Epidermis, sel berdinding tipis, tersusun rapat, tetapi mudah dilalui air. Sebagian selnya mengalami modifikasi menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi kutikula. 
2.      Korteks, letaknya disebelah dalam epidermis, tersusun atas beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang penting untuk pertukaran udara. 
3.      Endodermis, merupakan lapisan pemisah antara kortek dengan stele. Dinding selnya mengalami penebalan gabus (suberin) yang membentuk rangkaian pita yang disebut pita kaspari.
4.      Stele (silinder pusat), merupakan bagian terdalam dari akar yang terdiri atas jaringan ; Perisikel/ perikambium, berkas pengangkut (vaskuler) dan jaringan parenkim.




2.    Batang (caulis)
Fungsi :
1.      Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh.
2.      Alat perkembangbiakan vegetatif
3.      Alat penyimpan bahan makanan cadangan
4.      Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
a.       Batang dikotil, tersusun atas jaringan :
1.      Epidermis
2.      Korteks (kulit pertama)
3.      Stele (silinder pusat), terdapat :
a.       Perisikel/ perikambium
b.      Perkas pengangkutan
c.       Empulur
b.      Batang monokotil, tersusun atas jaringan :
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Stele
Batas antara korteks  dengan stele tidak jelas. Setiap berkas pengangkut dilindungi oleh sarung skleremkim.
3. Daun (folium)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosintesis.
Fungsi :
a.       Sebagai tempat fotosintesi
b.      Sebagai alat penguapan (evaporasi)
c.       Sebagai tempat menyimpan bahan makanan
d.      Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif
Organ daun tersusun atas jaringan epidermis, parenkim dan berkas pengangkut.
a.        Epidermis
1.      Berfungsi melindungi jaringan di bawahnya
2.      Terdapat lapisan kutikula (lilin)
3.      Sebagian mengalami modifikasi menjadi sel penutup pada stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air
4.      Tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup
b.        Parenkim.
Terdapat 2 macam parenkim, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (bunga karang) yang keduanya membentuk daging daun (mesofil).
Jaringan palisade berbentuk tiang, tersusun rapat dan biasanya terdapat pada bagian atas daun. Daun yang memiliki dua lapis jaringan palisade pada kedua permukaan disebut daun isobilateral.
Jaringan bunga karang tersusun atas sel-sel yang tidak teratur dan terdapat rongga udara antar sel. Rongga tersebut berfungsi untuk pertukaran gas. Banyak mengandung klorofil dan merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis
c.    Berkas pengangkut.
1.      Terdiri atas xylem dan floem
2.      Terdapat pada tulang-tulang daun yang merupakan lanjutan dari ranting atau batang
3.      Berkas pengangkut akan berakhir pada celah kecil pada ujung atau tepi daun disebut hidatoda
(Anonim. 2010).

Masing-masing organ muda pada tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu daun, batang dan akar, memiliki tiga system jaringan, yaitu jaringan dermal, System jaringan pembuluh, dan system jaringan dasar. Masing-masing jaringan tersebut sambung-menyambung diseluruh tubuh tumbuhan
(Campbell. 2003:170).
Jaringan adalah kumpulan sel –sel yang mempunyai sifat dan fungsi yang serupa. Jaringan pada tubuh hewan mempunyai sifat – sifat absorsi dan sekresi (jaringan epitel), kepekaan dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), bersifat cair (darah), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat) dan lain – lain. Pada umumnya jaringan terdapat tiga komponen dasar yang menyusunnya, yakni sel, subtansi intraseluler, dan cairan. Komponen – komponen jaringan tersebut yakni sebagai berikut :


a.       Sel
Merupakan komponen yang bersifat hidup dalam jaringan dan merupakan unit structural dan fungsional yang terkecil dari makhluk hidup.
b.      Substansi Interaseluler
Bersifat tidak hidup dan sebagai hasil produksi sel.
c.       Cairan
Merupakan komponen yang menonjol dalam plasma darah, cairan jaringan, dan sebagainya.
            Jaringan utama penyusun hewan dan manusia ada empat macam, yaitu : jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf (Joko Waluyo, 2006:34).
   Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball. 1992:245).
Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994:125)


Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.
Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung.
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson
( Lim. 1998:132 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar